KAMPANYE 16 HAKTP 2016

Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 Days of Activism Against Gender Violence) merupakan kampanye internasional untuk mendorong upaya-upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan di seluruh dunia.di Indonesia, di berbagai daerah, kampanye dilakukan secara serentak. Begitupula Savy Amira di Surabaya. Tahun ini diperingati dalam dua bentuk kegiatan kampanye. Yang pertama adalah dengan IPPNU (Ikatan Putra Putri Nadhlatul Ulama) Jawa Timur di Sidoarjo dan Kampanye bersama dengan mitra Savy Amira di lokasi CFD (Car Free Day) Taman Bungkul, Surabaya.

  1. Kampanye pada Komunitas Putri IPPNU (Ikatan Putra Putri NU) Jawa Timur

Kampanye HAKTP di acara Komunitas Putri IPPNU Jatim dilaksanakan pada tanggal 4 Desember 2016 yang bertempat di aula SMP Negeri 2 Sidoarjo. Savy Amira diwakili oleh Bernike Hangesti dan Putra, diundang untuk menyampaikan materi terkait kekerasan terhadap perempuan. Peserta pertemuan ini adalah usia SMP dan SMA yang tersebar di beberapa Kabupaten/Kota di Jawa Timur (Surabaya, Sidoarjo, Kediri, Tuban, dll). Jumlah peserta sekitar 100 orang.

Selain memberikan materi terkait kekerasan, fasilitator juga mengkampanyekan 16 HAKtP dan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual. Dalam kesempatan ini peserta diajak berbagi cerita kekerasan, baik yang dialami oleh diri sendiri maupun orang lain. Di  awal diskusi fasilitator dan peserta membuat kesepakatan bahwa apa yang diceritakan dalam kesempatan tersebut sifatnya rahasia, hanya didengar di ruangan ini dan tidak boleh disebarkan di luar. Apa yang diceritakan oleh peserta merupakan pembelajaran bersama. Beberapa peserta menceritakan pengalaman kekerasan yang dialami sewaktu kecil dan pengalaman terkait pola asuh. Dari beberapa pendapat yang disampaikan, diketahui bahwa sebagian besar peserta masih meyakini bahwa penghargaan terhadap perempuan masih rendah. Fasilitator menghubungkan cerita yang disampaikan dengan fakta kekerasan berbasis gender. Dengan cara ini, peserta mulai secara kritis dapat melihat bahwa kekerasan berbasis gender terjadi karena persoalan ketidaksetaraan posisi perempuan dan laki-laki yang diyakini oleh masyarakat. Selanjutnya, diskusi berlanjut pada pengenalan bentuk kekerasan disertai contoh-contohnya. Beberapa peserta menambahkan contoh tersebut berdasarkan pengalaman mereka. Sesi dilanjutkan dengan memutar film tentang kesehatan reproduksi dan seksual untuk remaja. Tujuan sesi ini adalah mengajak remaja mengenali tubuhnya, perkembangan psikologis dan upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan di usia remaja.

Peserta sangat antusias mengikuti acara hingga selesai. Banyak pertanyaan dilontarkan oleh peserta. Pengurus IPPNU meminta kepada Savy Amira untuk melanjutkan diskusi secara reguler terkait isu kekerasan dan kespro pada remaja.

  1. Kampanye Peringatan 16 HAKtP dengan Jaringan di Kota Surabaya.

Kegiatan ini dilakukan jalan Darmo dan Taman Bungkul Surabaya pada tanggal 11 Desember 2016 saat Car Free Day. Jaringan yang terlibat dalam kegiatan ini adalah WYDII, Rotaract (Rotary untuk anak-anak muda), Sapulidi, PMII Jawa Timur, Kohati, Savy Amira dan beberapa individu yang bekerja pada isu perempuan,.

Kampanye bersama ini dibuka dengan orasi tentang pentingnya masyarakat terlibat dalam pencegahan dan penanganan kasus kekerasan, dukungan untuk korban, serta meminta dukungan masyarakat untuk pengesahan RUU KS.

Setelah orasi, mahasiswa PMII yang tergabung dalam teater muda menampilkan segmen teater terkait derita dan kesulitan yang dialami perempuan korban untuk mendapatkan perlindungan dan keadilan atas kekerasan yang dialaminya. Masyarakat yang berada di Taman Bungkul terlihat antusias memperhatikan teater dan orasi. Orasi dilanjutkan dengan jalan berkeliling sekitar area Jalan Raya Darmo, dan berhenti di Taman Bungkul. Aksi ditutup dengan membagikan bunga kepada masyarakat yang hadir, terutama laki-laki dengan memberikan pesan berilah kasih sayang kepada istri dan anak anda, tunjukkan dukungan untuk anti kekerasan dan dukungan kepada korban. Beberapa orang yang hadir diajak berfoto untuk kampanye anti kekerasan dan dukungan pengesahan RUU P-KS.